Sabtu, 19 Juli 2014

Sailor Zombie Review

Baru aja selesai nonton Sailor Zombie sampe akhir (thanks to UKN48 and TeamJuri for the subs!). Jujur aja, aku bahkan nggak akan repot-repot nonton ini seandainya cast-nya bukan Naanya-Juri-Ricchan. Pas di awal aku nonton drama ini, aku lagi suka-sukanya sama Naanya--sekarang sih dia malah indifferent bagi aku. Anyway, kayaknya lebih baik kalo aku kasih gambaran sekilas dulu tentang drama-nya ya~

----------------------------------------


Sailor Zombie ini menceritakan tentang dunia yang dipenuhi dengan zombie akibat suatu insiden. Zombie ada di mana-mana, makan manusia dan bisa juga mengubah manusia jadi zombie. Drama ini diawali dengan Maiko (Owada Nana) yang dalam suatu kecelakaan ditolong sama beberapa murid SMA. Karena Maiko sebatang kara, dia pun ikutan tinggal di SMA itu. Nggak semua murid setuju, karena keberadaan Maiko dianggap bakal bikin barang-barang keperluan hidup yang jumlahnya terbatas jadi tambah sedikit.


Maiko berhasil dapet sahabat baru, namanya Mutsumi (Takahashi Juri). Mutsumi membantu Maiko menjalani kehidupan barunya di SMA itu yang disambut dengan permusuhan oleh Momoka (Kawaei Rina). Perjuangan melawan zombie setiap harinya membuat para murid harus bisa menggunakan sekop, pacul, atau apapun yang ada untuk ngelawan zombie. Tapi siapa sangka, ternyata zombie-zombie itu bisa dibikin tenang dan menari di bawah pengaruh satu lagu tertentu yang disiarkan di radio.

Murid-murid SMA itu pun berjuang untuk mencari tahu judul lagu itu. Ada pula kabar yang beredar bahwa ada obat yang bisa bikin zombie kembali jadi manusia. Sementara itu, berbagai kejanggalan terjadi di dalam sekolah sehingga muncul kecurigaan bahwa sebenarnya di dalam sekolah sendiri terdapat pengkhianat.

----------------------------------------

Setelah baca ringkasan di atas, gimana menurutmu? Drama-nya bakal seru? Iya, setelah nonton dua episode pertama yang rasanya lumayan menjanjikan aku pun berpendapat begitu. Di awal drama ini emang seru, tapi sayangnya nggak konsisten. Di beberapa episode jalan ceritanya cepat dan penuh intrik, tapi di lain episode jadi lambat dan nggak jelas itu jalan ceritanya mau dibawa ke mana. Ada episode yang oke, eh episode berikutnya malah sama sekali nggak penting. Bahkan ada beberapa episode yang kalau di-cut habis sekalipun nggak akan ada pengaruhnya sama sekali sama jalan cerita.

Sayangnya, di pertengahan, jalan cerita drama ini sama sekali jadi nggak karuan. Tepatnya setelah tokoh protagonis berhasil meloloskan diri dari berbagai rintangan dan keluar dari sekolah. Bikin aku ilang mood nonton dan memutuskan untuk maraton aja menjelang dramanya selesai. Seandainya di awal itu jalan ceritanya kurang stabil, sekarang jadi sama sekali nggak stabil. Bagian-bagian yang seharusnya menegangkan-mencekam jadi terasa datar. Ke-nggak stabil-an ini bikin paruh terakhir drama terasa kayak sengaja dipanjang-panjangkan meskipun sebenernya udah nggak ada hal yang penting lagi, cuma sekedar supaya bisa sampai 12 episode.

Ada beberapa bagian yang super duper absurd dan nggak masuk akal. Yah, yang nonton ini rata-rata juga nggak nonton karena jalan ceritanya sih, jadi mungkin karena itu berbagai ke-absurd-an ini sama sekali nggak dipedulikan pihak produksi-nya. Ending yang seharusnya bisa memberi kesan yang baik untuk keseluruhan drama sama sekali nggak jelas bin plain binti boring

Karakter-karakter yang ada di drama ini lumayan menarik. Terutama peran-peran pendukung-nya. Di antara tiga karakter utama, yang paling stabil sepanjang drama berlangsung adalah karakter Mutsumi--cool, cuek, adil, dan setia. Karakter Momo juga lumayan, tapi agak loose di bagian akhir. 
Yang paling nggak konsisten justru karakter si tokoh utama, Maiko. Dia adalah cewek yang kepingin jadi idol, girly tapi bisa jadi lebih kuat di saat dibutuhkan. Dia dibilang punya leadership yang bagus (iya, dibilang dengan verbal lewat dialog, bukan dinyatakan dengan aksi) tapi keputusan-keputusan yang diambil dan kelakuannya sama sekali nggak menunjukkan hal itu. Baik dari segi aura, ekspresi, nada bicara, dan berbagai hal menunjukkan kalo sebenernya Maiko ini lebih jadi tipe follower ketimbang leader. Nggak tau juga sih ini karena yang jadi tokoh utamanya itu Naanya yang bener-bener newbie dalam hal akting atau emang karakter si tokoh utama itu yang terlalu dibikin-bikin.
Sedari dulu aku emang lebih kritis sama tokoh protagonis sih, dan sejauh ini perbandingan antara tokoh protagonis yang aku suka dan hhyuh (bahasa halus untuk bilang eneg) lumayan jauh bedanya. Aku mengawali nonton drama ini sebagai fan Naanya, tapi seiring karakter Maiko berkembang, semakin nggak suka pula aku ke Maiko. Ke-indifferent-an ke Naanya sebagai pribadi sekarang sih sebenernya lebih karena ternyata aku prefer liat Naanya di MV aja ketimbang di drama.     

Anyway, drama ini tayang tengah malam. Jadi ya emang nggak bisa dibandingin sama drama yang tayang di prime time yang bagus dan seru. Kalau kamu fan Naanya-Juri mungkin kamu bakal betah nonton ini dari awal sampe akhir, tapi fans Ricchan mungkin nggak akan begitu bahagia mengingat kemunculannya di drama ini yang super minim. Kalau kamu bukan fan ketiganya dan nonton ini cuma sekedar buat ngisi waktu, kusarankan kamu skip aja episode 4 dan 10. Dan cukup nonton sepatah-patah aja episode 9 sampe selesai. Kayaknya kamu nggak bakal ketinggalan banyak hal juga sih.

Ah, ya, tapi ini pendapatku doang sih. Apa mungkin kamu punya pendapat lain tentang drama ini?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...